hilma's blog

Banner 468

What Do You Know About Us?

Posted by muty on - -

Saya heran sekali, kenapa "mereka" suka memperolok-olokan hal-hal terkait agama kami (islam). Padahal kami tidak pernah memperolok-olok hal apapun terkait agama mereka. Dan tanpa malu dan rasa bersalah sedikit pun, mereka men-share di grup yang mayoritas islam pula dan tidak ada satupun dari kami yang komentar. Mereka bersikap seolah yang mereka share itu adalah suatu hal yang bukan bermaksud menyinggung kami (entah iya atau tidak), tapi harusnya dari sikap kami yang tidak pernah mengomentari apa yang mereka share tersebut, mereka bisa pikir kalau itu menyinggung kami. Kami menghormati mereka, tapi kenapa mereka tidak bisa menghormati kami.
Membandingkan sikap antara kami dan mereka, kalau saja mereka mau berpikir, mereka akan tau mana yang benar dan mana yang salah. 
[ Read More ]

Rejeki Anak Sholeh :)

Posted by muty on - -


Sore ini habis telponan sama kak ipar, tiba-tiba ada pesan wa berbunyi, saat saya buka ada 47 pesan dari grup Bukittinggi Menyala. Hah?jarang-jarang grup wa dengan anggota hanya 4 orang dengan pesan sebanyak ini. Saya jadi penasaran, lagi ngomongin apaan?
Kak dian, koordinator Komunitas Bukittinggi Menyala mengatakan bahwa kami mendapatkan kabar gembira. Dan dengan mengulur-ulur waktu memberitahu apakah gerangan kabar baik tersebut, membuat saya makin penasaran, saya mengira bahwa kami mendapatkan surat dari Kodim untuk ijin menggunakan tempat di lapangan kantin untuk buka lapak taman baca Bukittinggi Menyala. Ternyata eh ternyata, kabar gembira yang dikasih tau kak dian jauh lebih membahagiakan dari itu. Taman Baca Bukittinggi Menyala terpilih untuk mendapatkan bantuan buku-buku dari gramedia :) seneng banget dengernya.
Sebelumnya kami memang  masih terkendala dengan jumlah buku, terutama buku untuk anak-anak usia SD ke bawah, dan dana.  Awal Februari lalu, ada info di fb bahwa untuk memperingati hari ultah Gramedia yang ke-41 maka Gramedia akan memberikan bantuan berupa buku-buku kepada 100 Taman Baca atau perpustakaan terpilih. Kami kemudian mendaftarkan Taman Baca Bukittinggi Menyala. Gramedia menginformasikan bahwa pengumuman taman baca atau perpustakaan terpilih akan diberitahukan pada bulan maret.
Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu berharap dan merasa itu adalah mimpi karena saya jarang sekali dapat hadiah atau undian seperti itu.Berbeda dengan kak dian, katanya dia sejak kecil kalo ngirimin sesuatu dari majalah, seringkali dapat hadiah. Mungkin Taman Baca Bukittinggi Menyala terpilih mendapatkan bantuan dari Gramedia karena auranya kak dian kali ya, hehe :D
Semoga Taman Baca Bukittinggi Menyala semakin bermanfaat dan semoga makin banyak anak-anak yang cinta membaca :)




[ Read More ]

Bukan "Hanya" Sebuah Keberuntungan--> Az-zumar:49

Posted by muty on - -


Kebanyakan dari kita memahami bahwa setiap apa yang kita raih karena usaha keras kita maka kita bangga, tapi jika sesuatu kita dapatkan karena bantuan dari oranglain atau kita tau bahwa itu bukan karena usaha kita maka kita akan berkata, "ini hanya keberuntungan."
Saya dulu juga berpikir seperti itu, bahwa keberuntungan itu bukanlah sesuatu yang berharga. Tapi lewat perkataan seseorang kemudian mengubah pemahaman saya, orang itu berkata, "maka bersyukurlah kamu, betapa banyak orang yang tidak beruntung di dunia ini." Saya kemudian menyadari bahwa keberuntungan adalah rahmat, rezki dari allah, kemudahan dari allah. Dan keberuntungan bukanlah "hanya" sebuah keberuntungan.
Sebaliknya, ketika kita mendapatkan sesuatu karena kita sudah bekerja keras untuk itu, kita merasa bangga, merasa hebat sehingga lupa bahwa apa yang kita dapatkan itu terjadi karena izin allah. Sehebat apapun usaha seseorang jika allah tidak menghendaki dia untuk mendapatkan apa yang dia usahakan maka dia tidak akan mendapatkannya.

    
"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui." (QS Az-zumar:49)






ƒ 
 

[ Read More ]

Takdir-->Fate/destiny

Posted by muty on - -


Takdir is the term in islam. What is the takdir? I think everyone has ever talk about takdir. But, do they really know what takdir is? Many people said "this is my takdir" when they got what they don't want, but when they got what they want, they just thought that was because their efforts.

When i was elementry school, teacher tought us that takdir is something that had decided for each of us before we were born. There are two kinds of takdir, takdir that you can change or destiny and takdir that you can't change or fate. The fates are like  your parents, when you were born, when and how you die and many things. And the destinies are like your body weight, your rank in school, your career, etc. We have try to get what we want (good will and good hope) and change what we don't want happened, but when something we don't want is still happened after we have efforted for that, so that is takdir and that's better for us, even we don't want it. And i have this comprehension about takdir until i was senior high school. I thought that every bad things happened that's not because of my mistake, called takdir. Time goes on, many things happened until i realized that i do not really understand what takdir is.

Something you don't like that you must undergone because you didn't think bout it maturely and when you had opportunity to change it, your self told you and persuassioned you to try undergone once again, perhaps you can do it well next time. But in fact , it was same, you can't do it well and when you want to change it again, your self told you that is too late, it has spend many value things. So, you thought that you have to finish it till the end. what do you think bout it? Is it takdir because of this person's mistakes or not?or the mistakes that he/she did was intentionally by allah to made the way of his/her life?

I have heard ustad (islam teacher) told a story about takdir. A long time ago, there was someone in rasulullah period, was sitting and lean on the wall. Immediately, he realized that the wall which he lean on would be fallen. He moved to other safe place so that he avoided from the potent fall wall. In this case, Allah had made 2 takdir (destiny) for this person. One takdir is he will get the ruined fall wall if he still sit there and other takdir is he will not get the fall wall if he move to other safe place. From this story, I started to understand about takdir, that everything happened in our life is takdir, good or bad, some you can effort (desnity), but some aren't (fate). But before everything happened, we have try to get the best we can.
So, is it importent to find  whether the bad thing happened because of your mistake or not? And the answer is yes, so that you can learn from your mistakes. But every bad things that happened to our life, whether it was because of our mistakes or not, it always has a lesson.
Don't blame your self, it's ok to make mistake but you have to learn from it.

I am sorry for my english :)


[ Read More ]

Tainduak

Posted by muty on - -


Ada sebuah istilah di minang yang saya baru tau kemaren, dan mungkin juga sebagian anak muda minang juga belum semuanya tau istilah ini, yaitu tainduak. Kalau minang diindonesiakan jadinya "terinduk." Ter-induk, induk disini maksudnya adalah orangtua dan bisa juga keluarga. Nah, yang saya tau istilah ini biasanya dilekatkan kepada laki-laki.Tainduak merupakan sebuah sifat buruk yang biasanya mulai nampak pada laki-laki yang akan menikah atau sudah menjadi suami.

Seorang laki-laki yang tainduak, seringkali selalu menuruti apa kata orangtua dan/keluarga besarnya, dalam konteks negatif. Dia tidak berani memiliki pendapat yang berbeda dan takut bertindak yang bertentangan dengan pikiran orangtuanya berkaitan dengan rumah tangganya sendiri. Dia seperti tidak punya pendirian. Jika laki-laki tainduak ini memiliki orangtua yang paham bahwa mereka tidak boleh ikut campur urusan rumah tangga anaknya, maka mungkin sifat ini tidak terlalu menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah jika orangtua atau keluarga besar laki-laki tainduak ini juga tidak menghargai dan tidak memahami hak-hak anak laki-lakinya dalam mengurusi rumah tangganya sendiri. Mereka suka mengintervensi dan ikut campur urusan rumah tangga anak laki-lakinya. Ikut campur orangtua dalam urusan rumah tangga anaknya tentu saja akan memicu timbulnya pertengkaran antara suami istri itu sendiri. Padahal, di dalam agama islam dijelaskan bahwa permasalahan rumah tangga anak tidak boleh dicampuri oleh orangtua atau keluarga besar, kecuali jika sudah sangat terpaksa.
 Sifat tainduak laki-laki ditambah lagi dengan keluarga yang tidak memberi kebebasan anaknya dalam mengurusi rumah tangganya, bisa menjadi tekanan bagi laki-laki tersebut, apalagi bagi istrinya. Tidak masalah jika istri memiliki pola pikir dan sifat yang mirip dengan keluarga besar suami, tapi jika tidak maka hidup istri mungkin akan penuh dengan tekanan.

Teman saya pernah bercerita bahwa seorang ibu yang bekerja di dekat apotek tempatnya bekerja memiliki suami dengan sifat tainduak. Suaminya tidak pernah memberinya nafkah, uang hasil kerjanya hanya diberikan kepada orangtuanya. Padahal mereka sudah dikaruniai anak, tapi suami ini pun tidak pernah membiayai anaknya juga. Bahkan pernah Ibu ini tidak pergi kerja karena tidak punya uang untuk ongkos angkot saking bangkrutnya. Ending story-nya, cerai. Padahal kalau si suami orang yang paham (agama) bahwa istri dan anak adalah tanggung jawabnya maka dia tidak akan melakukan hal itu. Tanggung jawab seorang laki-laki yang sudah menikah adalah membiayai hidup orangtuanya dan keluarganya (istri dan anak).
Cerita lain lagi, seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki. Orangtua si laki-laki sebenarnya tidak terlalu suka dengan menantunya ini tapi saya tidak terlalu tau kenapa mereka akhirnya bisa menikah. Wanita ini kemudian tinggal dirumah mertua dan sering sekali mertua menyuruh menantunya ini bekerja keras di sawah. Ketika wanita ini hamil tentu saja dia tidak bisa bekerja sekeras sebelumnya, mertuanya kesal dan singkat cerita wanita ini pulang ke rumah orang tuanya. Semenjak itu hingga anaknya sudah lahirpun, suaminya tidak pernah mengunjunginya. Kalau bukan karena takut kepada orangtuanya, laki-laki ini seharusnya sudah melihat istri dan anaknya. Laki-laki ini kemudian menikah dengan wanita lain.

Rasulullah adalah teladan kita. Saya pernah mendengar kisah tentang rasulullah berkaitan dengan keluarga anaknya, Fatimah Az-zahra. Ketika itu rasul berkunjung ke rumah fatimah. Rasul mendapati fatimah sedang murung. Rasul berfirasat bahwa fatimah ada sedikit masalah dg suaminya, Ali bin abi thalib. Rasulullah bertanya dengan beradab: “dimana anak menantu saya?” (bukan bertanya dimana suami kamu). Maka fatimah menjawab: “dia keluar dengan sedang tidak senang pada saya.” Lalu nabi tidak bertanya apa masalah mereka, karena masalah rumah tangga harus diatasi oleh suami istri itu sendiri, walaupun keluarga anak sendiri. Kecuali jika sudah tidak bisa diatasi oleh suami istri tersebut, maka barulah keluarga besar boleh ikut serta membantu tapi hanya sebagai hakim.

Saya heran, mungkin suami dengan sifat tainduak ini gagal paham mengenai kepatuhan kepada orangtua dan tanggung jawabnya sebagai suami. Mereka takut dianggap durhaka jika tidak menuruti kata orang tuanya. Padahal, perintah orangtua harus dipatuhi selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran yang diajarkan agama.
Tidak cukup hanya dengan menjadi baik, menjadi suami dengan kepribadian kuat itu juga harus, punya prinsip dan memegang teguh prinsip tersebut, tegas, dan berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, walaupun kesalahan itu berasal dari keluarga sendiri.

[ Read More ]

Sebuah Ketegasan

Posted by muty on - -


Ketidaktegasan itu menghancurkan
Ketidaktegasan itu tanda kelemahan
Ketidaktegasan itu sulit menentukan sikap
Ketidaktegasan itu penuh kebimbangan
Ketidaktegasan itu tidak memegang erat prinsip atau mungkin tidak punya prinsip hidup

Bagi saya, tegas itu cukup penting. Tapi hari ini saya menyadari bahwa tegas itu sangat penting.
Tegas itu tidak mudah dipengaruhi, tidak mudah di adu domba
Karena orang yang tegas itu memegang erat prinsip yang diyakininya baik. Dan mereka tau sikap mana yang harus diambil serta teguh dengan itu.
Kalaupun mereka melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip mereka, bisa jadi mereka terpaksa mungkin karena takut atau sebagainya.

Tegas itu bisa menyelamatkan hubungan silaturrahmi
Dia tidak mudah dihasut
Dia akan teguh dengan sikapnya yang menurutnya sesuai dengan prinsip hidupnya.
Tegas itu wajib.

[ Read More ]

Save KPK, Save Polri, Save Indonesia

Posted by muty on - -

Lagi-lagi, KPK berusaha dilemahkan. Berbagai macam tuduhan mulai ditujukan kepada pimpinan KPK. Mulai dari foto-foto palsu, tuduhan pemaksaan saksi untuk memberikan kesaksian palsu, penipuan dokumen dan lain-lain. Dan terkait kasus BG, salah seorang mantan penyidik KPK (2008-2012) mengatakan bahwa penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK tidak sesuai dengan SOP yang seharusnya, seperti yang baru saja saya tonton di salah satu tv swasta tadi malam. Kita tidak bisa mengatakan apa yang disampaikan mantan penyidik KPK tersebut apakah benar atau salah.
Sederhana sebenarnya mengatasi kasus BG yang menjadi tersangka korupsi oleh KPK. Bapak Presiden cukup mencari calon Kapolri baru, maka urusan akan menjadi lebih mudah, insyaallah. Saya yakin, masih banyak polisi-polisi lain yang jauh lebih baik prestasinya, jauh lebih baik sikap dan pribadinya dan jauh lebih bersih dari sangkaan-sangkaan. Hanya saja, sekali lagi, memang jauh lebih mudah menjadi penonton daripada yang ditonton, lebih mudah bicara daripada menjalani. Saya dan mungkin sebagian orang di negara ini yang merupakan "penonton" juga akan berpikir sesederhana itu, tapi sangat tidak sederhana bagi aktor itu sendiri. Ada banyak tekanan terhadap beliau. Seperti buah simalakama yang merupakan tema acara yang saya tonton tadi malam yang juga sedang membahas kasus ini. Jika beliau melantik BG, maka beliau akan kehilangan kepercayaan rakyat, tapi jika beliau tidak melantik BG, hubungan dengan partai pengusung akan rusak.
Melantik Kapolri yang bersih dari status tersangka tentu jauh lebih baik daripada melantik kapolri yang ditetapkan jadi tersangka kan?lantas, kenapa harus bersikeras mempertahankan tersangka? Toh, melantik kapolri yang statusnya tersangka akan berakibat buruk sendiri bagi Polri, jika memang ternyata orang tersebut adalah koruptor. Polri hancur, negara juga bisa hancur. Begitu juga dengan KPK, segala tuduhan terhadap pimpinan KPK sehingga menyebabkan ditetapkannya pimpinan KPK sebagai tersangka atas kasusnya masing-masing dan penetapan tersangka itu sudah sesuai dengan SOP, maka jalan terbaik adalah mengganti pimpinan KPK agar KPK tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam memberantas korupsi. Dan tentu saja kita semua berharap tidak ada campur tangan koruptor atau pemilik kepentingan tertentu dalam pemilihan pimpinan KPK tersebut.
Jika mereka para pemegang kekuasaan itu mencintai negara dengan tulus, mereka tidak mungkin akan korupsi, menghancurkan atau mengadu domba institusi-insitusi penegak hukum, dan tentu saja semua hal itu akan menghancurkan negara ini.Jika negara ini masih dipenuhi oleh orang-orang yang sangat mencintai uang, tanpa peduli itu haknya atau tidak, rasa-rasanya sulit untuk membayangkan akan kemajuan negara ini. Tapi selama masih ada orang yang peduli, harapan akan selalu ada, insyaallah. Dan saya yakin masih banyak orang-orang yang peduli.
Save KPK, Save POLRI, Save INDONESIA

sumber gambar: diolah dari google search 

[ Read More ]

Sudden Attack

Posted by muty on - -


Sudah lebih dari 2 minggu sejak kejadian itu terjadi. Saat itu aku pulang dari pasar, seperti beberapa bulan terakhir aku lebih suka pulang ke rumah lewat jalan samping kedai si kakek di tepi jalan raya karena aku rasa lewat sana lebih dekat ke rumah daripada lewat jalan utama. Aku berjalan di jalan kecil bersemen putih yang panjangnya kira-kira 8 meter. Disamping kiri jalan bersemen putih tersebut adalah kedai si kakek yang kemudian dibelakang kedai itu menyambung bersama rumah si kakek. Sedangkan di sebelah kanan jalan tersebut adalah ruko kecil yang dihuni oleh pengusaha binatu dan warnet, dan dibelakang ruko tersebut  ada sebuah kolam ikan kecil. Di ujung jalan bersemen putih tersebut disambut  oleh jalan setapak. Disebelah kiri jalan setapak tersebut, tepat sebelum persimpangan kecil, ada sebuah toilet umum atau di kampungku dulu disebut dengan tandai. Selain tandai juga ada kolam besar yang biasanya sebagian warga kampung mencuci pakaian dan piringnya disana.
 Hingga dipersimpangan kecil, aku belok kiri. Di sebelah kananku adalah beberapa rumah penduduk, dan disebelah kiriku adalah kolam yang tadi aku bilang biasa digunakan sebagian penduduk untuk mencuci. Sore itu cukup lengang di jalan yang aku telusuri. Hingga sampai di depan salah satu rumah, ada beberapa ekor ayam putih yang ukurannya cukup besar sedang berdiri disana. Mungkin sedang dilepaskan oleh pemiliknya agar ayam-ayamnya tidak stres berada di kandang seharian. Aku terus berjalan dengan santai, hingga mendekati ayam-ayam itu, perasaanku sedikit memberikan tanda yang berbeda, seperti tidak biasanya. Yang aku tau, jika kita berjalan mendekati ayam, ayam itu akan lari pontang-panting seperti dikejar, ketakutan. Tapi ayam-ayam ini hanya minggir sedikit dari jalan yang kulewati, kecuali satu ayam. Ketika aku sampai di dekat salah satu ayam ini, dia tidak menjauh sedikitpun. Selang satu langkah di depan ayam itu, tiba-tiba ayam itu sedikit melompat dan menghayunkan cakarnya ke kakiku dengan kuat. Sontak aku tekejut. Tidak cukup satu kali, ayam itu melompat untuk kedua kalinya. Aku mencoba menendangnya dengan kakiku agar dia menjauh, tapi dia tetap berhasil menyerangku untuk kedua kalinya. Aku terus berjalan cepat menjauhi ayam-ayam itu. Ayam itu tidak mengejar tapi serangannya sudah cukup membuat kakiku sakit.
Kira-kira 5 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), aku sampai dirumah. Di rumah aku langsung meng-aduh kesakitan pada adikku yang saat itu membukakan pintu. Aku langsung memeriksa kaki celana pada bagian yang diserang, sobek!!! Aku mengambil kursi kemudian duduk dan memeriksa bagaimana keadaan kakiku. Aku naikkan kaki celana dan ternyata kakiku luka. Kaki kanan luka oleh cakaran ayam dan kaki kiri hanya mendapat trauma sehingga warnanya kehijauan.
Ini yang pertama kalinya dalam hidupku diserang oleh hewan yang aku kira selama ini adalah hewan penakut. Hei, ada apa dengan ayam itu?aku berpikir jangan-jangan itu ayam gila. Aku segera mencuci luka di kakiku dan memberinya obat luka, perih. Aku bahkan sempat kesal pada pemiliknya, apa dia tidak tau hewan ternaknya membahayakan orang yang lewat?
Sejak itu, aku tidak lewat jalan itu lagi. Aku pulang dan pergi lewat jalan utama. Pernah suatu kali, aku coba pergi dan pulang lewat jalan samping kedai si kakek lagi, tapi alhamdulillah ayam-ayam itu tidak ada. Saat menuju ke rumah, mataku pernah tertuju pada sebuah kandang ayam di sebelah kiri tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) waktu itu dan ayam-ayam putih besar itu berada didalamnya. Aku berharap ayam putih yang menyerangku itu segera disemblih.
Kemaren siang, aku pergi ke rumah sakit bersama seorang teman dekatku, yeye. Sepulang dari rumah sakit, kami pergi bermain ke pasar atas bukitinggi karena masih ada waktu. Lagi-lagi, tidak pernah cukup waktu jika pergi bermain ke pasar atas bersama temanku ini, aku pulang kesorean. Sekitar pukul 05.30 pm, aku turun dari angkot. Aku memutuskan pulang lewat jalan samping kedai si kakek lagi, karena aku berpikir tidak apa-apa lagi. Tepat di persimpangan jalan kecil dekat tandai tersebut, aku belok kiri dan ternyata mereka sudah "menungguku" di tempat dahulu aku diserang. Jantungku berdegup kencang, takut akan diserang lagi. Sebenarnya aku bisa saja mengambil jalan lain, di persimpangan kecil itu aku bisa jalan terus ke depan, lewat di belakang rumah penduduk itu, tapi aku memilih untuk terus berjalan di jalan dimana ayam-ayam itu berada.
Aku sedang membawa helm, karena temanku membawa motor dan dia hanya punya satu helm. Aku coba mengusir ayam itu dengan mengayunkan tangan kananku yang memegang helm ke arah ayam-ayam tersebut sambil berseru "hus…hus." Perlahan tapi pasti, ayam-ayam itu sedikit menghindar. Waktu itu aku belum menyadari mana ayam yang dulu menyerangku. Aku mencoba mencari tau. Aku perlahan mencoba berjalan maju, berjarak 2 langkah di depanku disebelah kanan, ada seekor ayam yang tidak mau menjauh. Ketika aku berjarak 1 langkah darinya, ayam itu juga maju berusaha menyerangku, aku kemudian mundur lagi. Taulah aku itu ayam yang kemaren menyerangku.
Aku coba lagi mengusirnya dengan mengayunkan tangan kananku yang memegang helm dan berseru "hus…hus." Ayam itu sedikit menjauh. Aku kemudian berjalan hati-hati sambil terus melihat gerak gerik ayam tersebut. Selang 1 langkah di depan ayam itu, aku melihat ayam itu mencoba berjalan ke arahku untuk menyerang, aku segera hayunkan tangan kanan ke belakang dan alhamdulillah helmku tepat mengenai kepalanya. Aku segera berlari, takut akan dikejar. Aku melihat ke belakang dan ayam itu tidak mengejar. Yess…aku berhasil.
Jantungku berdegup sangat kencang. Mengerikan sekali. Aku rasa ayam itu akan terus mengingat wajahku karena aku telah berhasil memukul kepalanya dengan helmku, hahaha. Aku rasa, sore hari adalah waktu yang berbahaya jika lewat jalan itu. Aku bersyukur sekali tidak menjadi korban ayam itu lagi untuk kedua kalinya, dan semoga tidak akan pernah lagi, huh.

[ Read More ]

Muhasabah Diri dan Hati

Posted by muty on - -

Siang ini, seorang teman di salah satu grup whatsapp sharing sebuah nasihat seorang ustad. Nasihatnya bagus sekali. Dan kali ini saya juga ingin men-share kepada teman-teman pembaca blog ini. Semoga bermanfaat.




Ukhuwah Indah Menuju Jannah, Iyakah? 

( Umar Hidayat, M.Ag. )



"Sungguh tiap mukmin itu bersaudara."
Tak usah risau lantaran ukhuwah hanya akibat dari iman.
Karena saat kita melemah, saat keakraban kita merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat kebaikan justru melukai, sesungguhnya yang rusak bukanlah ukhuwah, tapi iman-iman kita sedang sakit. Mari kita waspadai jebakan setan hingga melemahkan keimanan.

PERSAHABATAN bukanlah pelangi, yang indah hanya sekejap..
PERSAHABATAN bukan pula matahari, yang menemani 1/2 hari..
PERSAHABATAN adalah HATI yang melekat dalam diri & akan ada dalam jiwa.
PERSAHABATAN bukan pula BULAN yang nampak indah hanya saat PURNAMA
Ia seperti UDARA yang kita hirup saat terlelap dan terjaga.

Aha..
Betapa berbangga hati yang bisa berukhuwah.
Tapi ada yang lebih jelita lagi, ketika kita memilikinya dalam Minhatun Robbaniyyah. Dalam Nikmatun Ilahiyah.
Dalam Quwwatun Imaniyah. Di saat seperti inilah selaksa kerinduan yang tak harap berpisah. Maka pantas saja Al-Faruq, Umar bin Al Khattab pernah melantunkan kata "Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini,kecuali karena tiga hal: keindahan berjihad di jalanNya, repotnya berdiri Qiyamul Lail, dan indahnya bertemu dengan sahabat lama."

Mungkin kisah berikut mampu mengawal perasaan kita. Betapa ukhuwah itu penanda iman kita.
Semenjak wafat Nabi Saw, Bilal menyatakan diri tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Ra. memintanya untuk jadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata:" Biarkan aku jadi muadzin Nabi saja. Nabi telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."
Abu Bakar Ra. pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi Saw., terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi Saw hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya:
"Ya Bilal, wa maa hadzal jafa?"
"Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?"
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi. Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi Saw., pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunya Nabi Saw., Hasan dan Husein. Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi Saw itu.
Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal Ra.: "Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami." Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon pada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.Bilal pun memenuhi permintaan itu.
Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Nabi Saw masih hidup. Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali.
Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar. Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Nabi Saw.

Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama di tengah-tengah mereka. Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam kebenaran dan kemuliaan. Maka jika masih ada batas dalam perjalan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal mengenggam makna ukhuwah yang sebenarnya.
Ada sebuah nasihat dari ibnul Qoyyim Al Jauzi. Ukhuwwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah. Jadi jika ukhuwwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada Nya.
Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhububungan kita dengan bumi.

Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan pada kita
‪#Sebesar cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu.
Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu.
Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula orang lain sibuk untukmu. ''kutipan Al Mughirah''#
Begitu juga dalam Ayat Al quran.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. AL HUJURAT:10).
Hati yang beriman adalah hati yang jelita disebabkan dalam hati mereka selalu bersambung dengan Allah dan selalu meneladani rasulullah.
Salim fillah berkata, hati yang jelita itu adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta pada sesama.
Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan rasulullah sehingga mudah tunduk pada ukhuwah meski dengan berbagai perbedaan yang ada.
Dan rendahkanlah dirimu bila bersama orang mukmin. Kita diminta berendah hati bila kita mau meneladani rasulullah.
Karena ketika kita merendah kita tak akan mudah terjatuh. Dan bila sampai terjatuh tak begitu terasa sakit.
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺑﺎﺭﻙ وسلم
 

 


[ Read More ]