Menjelang usia 40 tahun, perhatian muhammad terhadap keadaan masyarakat Arab demikian besar dan membuatnya resah, disebabkan oleh kebiasaan masyarakat arab yang suka mabuk-mabukan, main judi, suka merampas, menindas dan menganiaya, mempertanyakan nasibnya kepada peramal, menyembah berhala dan lain sebagainya. hal ini membuat muhammad sering berkhalwat, menyendiri berdoa dan memikirkan upaya apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut. Beliau memilih berkhalwat di gua hira. Terkadang seminggu baru pulang dan terkadang beberapa minggu. Dalam keadaan demikian, mulailah terbuka cahaya Nur Ilahi berupa mimpi, dan saat bulan Ramadhan tanggal 17, datanglah malaikat jibril membacakan dan meminta muhammad untuk mengikuti apa yang dibaca jibril yaitu kalimat dibawah ini (al-‘alaq: 1-5):
artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Itulah peristiwa pertama kali malaikat jibril secara langsung menemui muhammad dan peristiwa itu benar-benar luar biasa. Beliau merasa ketakutan dan segera bergegas pulang sambil menduga-duga, inikah wahyu? sesampai di rumah, beliau menggigil dan menceritakan semuanya kepada istrinya, khadijah. Namun khadijah mampu menentramkan beliau dengan perkataan: