Banner 468

FN, you made me cry

Posted by muty on - -

Hari itu saat membuka jejaring sosialku, aku melihat status temanku FN. FN adalah temanku saat masih di bangku sekolah. Aku lupa statusnya, tapi yang kuingat dia menulis “margonda”, “pocin".” Dari situ aku tau dia sudah berada di Depok. Kemudian aku menulis pesan ke FN lewat jejaring sosial
“FN, lagi di Depok y?”
Beberapa jam setelah itu pesanku dibalas, “iyo tia, FN di Depok. ooo…berarti tia patang t yang FN caliak di statiun pocin mah. tia samo kawan tia pake baju hitam putih kan?”
“iyo FN, tia pake baju hitam putiah. yo tia t mah yg FN caliak. bara no hape FN kini?”
Kemudian FN membuat pesan di wall-ku, “tia, no FN lah dikirim ke inbox tia y.”
Beberapa kali kami sempat sms-an, aku ingin ketemu dengannya, karena udah lama juga kami tidak bertemu, mungkin sejak tamat sekolah. Parah…padahal t tempat tinggal g jauh2 amat, cuma beda 2 nagari.
“FN di restoran X tia di depok t, tau kan?”
“ooo…restoran X? FN punyo t?”
“iyo, mainlah kamari,”
Lebih kurang seperti itulah sms kami. Tapi Allah ternyata belum mengijinkan kami untuk bertemu. Pas aku lewat di depan restorannya, sms ku lama di balasnya. Akhirnya waktu aku sudah sampai di kosan, FN baru membalas smsku. dan ternyata dia juga lagi gak di restoran.
Beberapa hari setelah itu, aku dan teman-teman yang praktek di Apotek lagi buru-buru ke Apotek karena sudah terlambat. Saat menuruni tangga di depan Detos dan Margo City, seseorang menghambat dan menarik tanganku
“FN” dengan nadaku yang terkejut
FN hanya tersenyum dan kami tidak bisa bercakap-cakap. Aku benar-benar buru-buru.
Hingga sidangku selesai, aku tidak bisa merencanakan untuk bertemu dengan FN. Maklumlah, aku orangnya g bisa melakukan hal lain jika sudah stress seperti saat mau sidang ini. Bahkan untuk jalan-jalan pun, kadang aku susah. parah yak?
Selesai sidang sekitar 2 minggu setelah itu, aku sms FN lagi untuk bertemu dengannya. Tapi aku awalnya hanya sms basa-basi, kemudian FN menawariku untuk ke restorannya. Aku minta hari jumat sore, tapi FN g bisa. Dia ada kerjaan.
“gimana kalo minggu?”
“boleh boleh, minggu sore y? biko tia sms c baliak kalo ka kasitu y?”
Hari minggu itu tiba, siangnya aku sms FN
“FN, jam bara tia bisa ka restoran FN?”
“Jam 3 FN tunggu tia di restoran FN y.”
Beberapa hari di jabodetabek selalu diguyur hujan. Pun hari minggu itu. Sebentar hujan lalu berhenti. Lalu hujan lagi dan berhenti lagi. Pukul 2.30 p.m, hujan kembali deras. Aku hampir saja sms FN untuk mengatakan g jadi karena hujan begitu lebatnya. Tapi kemudian ku tunggu dan akhirnya hujan pun reda. Segera ku berangkat sebelum hujan turun lagi.
Sesampainya di depan restoran X, aku telfon FN kalo aku sudah di depan
“Naiklah ke lantai 2 tia,” begitu kata FN
Saat akan naik ke lantai 2, aku sudah melihat FN di atas. Seperti yang kulihat di foto jejaring sosialnya, FN sudah berubah. Aku tidak mengira FN yang sekarang jika kuingat FN waktu sekolah. Bukannya aku mengatakan FN anak yang tidak baik dan jauh dari agam waktu sekolah, tapi sikap cueknya itu lho….
Kami kemudian bercakap-cakap di ruang kantornya FN. Ternyata restoran itu punya pamannya FN dan baru buka di Depok beberapa bulan ini. Kebetulan sekali untuk FN yang waktu itu juga baru sampai di Depok. FN diminta oleh pamannya untuk mengurusi restoran X di Depok itu. Sesekali apabila dibutuhkan, dia akan datang ke restoran X yang ada di Bekasi.
Aku baru tau ternyata restoran ini dan yang di bukittinggi itu pun punya keluarga FN. Wah…aku kagum
Tapi yang lebih aku kagum kan lagi adalah FN. FN yang kukenal waktu di bangku sekolah sekarang sudah berubah. Dia jadi lebih dewasa dan berwibawa. Dia pandai menjadi seorang manajer, dan secara keilmuannya, dia pernah kuliah di D3 administrasi rumah sakit, sehingga ilmu akuntasinya terpakai untuk mengelola keuangan restoran tersebut. dan FN sekarang jilbabnya sudah panjang. Aku tidak menyangka sama sekali FN yang sekarang, FN yg tomboy waktu sekolah dulu. Tapi ada satu hal yang tidak berubah dari FN, kepandaiannya untuk dekat dengan orang dan selalu menyenangkan hati banyak orang. FN punya sifat yang unik, dia pandai sekali membuat orang suka berteman dengannya. Dengan kelebihannya itu, aku melihat FN jauh lebih berwibawa daripada aku, sangat jauh. Dan aku melihat semua karyawan menghormatinya, bahkan bapak-bapak suvervisor pun.
Aku kemudian berpikir, kapan diriku bisa menjadi sebaik FN. Sedih jika mengingat-ingat kekurangan diri ini. Usahaku tak kunjung menunjukkan hasilnya. Tapi aku tau aku harus bersabar  dan terus berusaha.
FN akan melanjutkan kuliahnya ke S1 FKM UI. Aku doakan semoga terwujud keinginannya. Selesai kuliah, FN katanya ingin pulang lagi ke bukittinggi.
“dak lamak hiduik disiko do tia,” begitu kata FN
*Sukses bwt FN, dunia akhirat, aamiiin^^
[ Read More ]