Melanjutkan kuliah profesi di kota belimbing bersama beberapa teman seangkatanku, menjadi jembatan untuk bisa berpetualang di beberapa kota di pulau jawa, termasuk kampung inggris, di pare, kediri. Setelah lulus kuliah profesi, aku memutuskan untuk menunda jadi job seeker. Aku dan kedua temanku kemudian mendaftar secara online dan memilih marvelous sebagai tempat kursus kami. Dan petualangan pun dimulai…
Karena hari sabtu ada pembekalan dari kampus, kami akhirnya berangkat hari minggu. Dengan membawa tas yang beratnya minta ampun, kami pergi ke stasiun jatinegara, tenyata kereta ekonomi ac belum bisa dipastikan akan beroperasi karena salah satu stasiun yang akan dilalui mengalami kebanjiran. Kereta yang paling aman dan pasti akan berangkat adalah kereta eksekutif yang berangkat dari gambir. Kami kemudian ke stasiun gambir. Kami terpaksa harus merogoh saku sangat dalam untuk membayar tiket kereta eksekutif (hmm...kapan lagi naik kereta eksekutif
).
Sayangnya, karena keberangkan malam, kami tidak bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Sampai di Kediri sekitar pukul 6.00 am. Dari stasiun kami naik becak dan dilanjutkan dengan angkot. Sampai di office-nya marvelous, kami menanyakan camp tempat tinggal kami. Di camp penginapan, kami sekamar berempat. Satu orang lagi dari Klaten. Jam 9 ternyata pertemuan pertama sudah dimulai. Kami langsung mandi dan bergegas ke camp tempat pertemuan tersebut. Kami semua hanya dibagi menjadi 2 grup. Aku dan teman-temanku dapat kelas A, belajar di camp 1.
Kendaraan utama pelajar di kampung inggris adalah sepeda. Gak mungkin kayaknya kalo gak nyewa sepeda karena untuk suatu tempat itu cukup jauh dengan jalan kaki. Pake angkot? g semua tempat juga bakal dilalui angkot. Bagiku, Pare adalah kota sejuta sepeda
Sehari ada 6 sesi belajar, dari pukul 05.30 am sampai pukul 09.30 pm. Mulai dari study club, pronunciation, grammar, vocab and expression, speaking, dan diakhiri dengan study club lagi. Semua tutornya cewe kecuali tutor study club. Tutor yang satu ini kelebihan percaya diri, dia menyebut dirinya Mr.handsome, hahaaha….
Sebagian besar tempat kursus di kampung inggris hanya menggunakan rumah sewaan dan belajar layaknya seperti belajar kelompok, sehingga suasananya lebih santai.
Belajar di kampung inggris itu menyenangkan, kita memiliki teman dari mana saja, usia berapa saja dan bidang apa saja. Di kelasku, yang paling muda ada usia 17 tahun dan paling tua sekitar 40-an tahun. Asalnya ada yang dari medan, riau, solo, jakarta, bekasi, bogor, Klaten, madura, palopo, makasar, dan dari luar negri juga ada lho, yaitu dari timor leste. Dan bidang pekerjaan yang paling banyak di kelasku adalah sailormoon, alias pelayar. Kalo lagi liburan semester kuliah, pada banyak mahasiswa. Dan pada waktu-waktu tertentu, juga banyak dari luar negeri seperti arab, gitu kata miss lia.
Kelas pronunciation adalah kelas yang paling banyak meminta korban “stand up”. Kalau g bisa ngucapin dengan benar, stand up…hukumannya biasanya nyanyi. no kids song, no nationality song, begitu aturan dari miss lia. atau kalau english area sudah dimulai dan ada yang g sengaja ngomong bahasa indonesia, stand up lagi, tapi stand up aja, g pake nyanyi…
Foto diatas adalah kami lagi kena hukum, hehehe….kebetulan karena yang kena hukuman itu hampir seisi kelas, maka kami disuruh nyanyi indonesia raya.
Yang paling aku sukai dengan kelasku ini adalah penuh dengan canda tawa. Aku bersyukur sekelas dengan orang-orang yang suka bikin humor, wahh…..g ada hari tanpa tawa dech….Pada kocak semua
Warga Pare baik-baik lho, di 2 tempat makan kami yang biasa, kami pernah disuguhi buah gratis.
Di kampung inggris ada tempat nongkrong favorite, namanya warket alias warung ketan. Disana rame banget terutama sore dan weekend. Disini nih tempat yang paling bagus cari mangsa bikin video interview in english, tugasnya miss rahmah, kelas speaking.
Selain belajar di kelas, kami juga pernah pergi main bersama, naik odong-odong. Odong-odong itu dikendarai oleh satu pengendara utama dan tiga pengendara tambahan, hehehe…bantu gowes.
Malam terakhir, kami mengadakan candle light dinner (cieeehhh….) habis candle light dinner, kami kemudian menyampaikan pesan dan kesan selama sebulan bersama. Banyak yang menitikkan air mata malam itu, sedih karena waktu ternyata bergulir begitu cepat dan tanpa disadari kita harus berpisah.
hmm…seneng sekali bisa menjalani hidup sebulan di pare dan I am very glad to know them. Sampai jumpa pare dan teman-teman, semoga kita bisa ketemu di lain waktu
