Sejak
kelas 4 SD saya sudah belajar bahasa inggris, tapi hingga detik ini saya tidak
benar-benar bisa berbahasa inggris. Dan saya menyadari dimana letak
kesalahannya, yaitu praktek. Ya...saya sangat jarang sekali mempraktekkannya,
lagian saya tidak memiliki lawan bicara yang bisa saya ajak ngomong bahasa
inggris setiap hari.
flashback ingatan waktu sebulan di pare,
disana kami diwajibkan speaking in english almost all day, walaupun masih
dengan proununciation dan grammar yang kacau, tetapi setidaknya saya merasakan
bahwa speaking saya mulai lancar dari sebelum sebulan di pare. Dan setelah
balik dari pare, kebiasaan speaking in english kami mulai sedikit-sedikit
menghilang.
Lingkungan
adalah salah satu faktor yang sangat menyemangati para pelajar di pare untuk
speaking in english everyday. Kalau seandainya saya berada di daerah dimana
orang-orangnya berbicara bahasa inggris setidaknya selama 1 (satu) tahun, saya
yakin insyaallah saya sudah lancar berbahasa inggris.
Kemudian
saya teringat kepada negara kita yang dijajah belanda selama 3,5 abad.
Wow....itu waktu yang sangat lama sekali. Tapi kenapa banyak rakyat indonesia
sekarang ini tidak bisa berbahasa belanda? Mengherankan sekali. Saya yakin pada
zaman penjajahan tersebut rakyat indonesia banyak yang pandai berbahasa belanda
tetapi mereka tidak mau mengajarkannya kepada anak cucu mereka. Tidak tau apa
alasannya, tetapi mungkin karena kebencian kepada penjajah tersebut. Kalau
memang benar seperti itu alasannya, saya rasa itu alasan yang tidak dapat
diterima, karena memiliki kemampuan berbahasa asing adalah nilai plus.
Om saya
pernah bercerita bahwa waktu dulu (kira-kira paling lama 30 tahun lalu) ketika
ada baralek (acara pesta) di rumahnya, diundang orang-orang dari kampung
tetangga.Waktu makan-makan, mereka yang tua-tua dari kampung tetangga berbicara
sesamanya dengan bahasa belanda. Wahhh....jadi iri. Coba nenek nenek saya
mengajarkan bahasa belanda kepada anak cucunya, mungkin saya sekarang bisa
berbahasa belanda ^^.
Categories:
kacamataku