Tata: mi,
minggu depan resepsi kakakku, kamu datang y?^^
tamimi: minggu
depan y? (exited), insya allah ya ta, akan aku usahain
Tata: jangan
insya allah aja, kamu harus janji...
Kita sering
sekali menemukan orang seperti tata dalam percakapan diatas dan juga seperti tamimi, terlepas dari apakah si tamimi diatas paham atau tidak penggunaan kalimat
insya allah. Sebagian orang menggunakan
kalimat insyaallah sebagai tameng untuk lepas dari janji sehingga banyak orang
yang meyakini bahwa insyaallah adalah ucapan dari orang yang kemungkinan besar
tidak akan memenuhi ajakan atau janjinya. Padahal, insyaallah itu sendiri
adalah janji lho. Jadi ketika seseorang yang mengatakan insyaallah karena
berencana tidak akan datang di acara yang diundang temannya, dan ternyata dia
memang tidak datang karena alasan yang tidak jelas seperti malas, maka dosa
atas perbuatan orang tersebut. Karena ingkar janji itu kan dosa. Tapi jika
janji itu terlupa atau ada hal lain mendesak yang menyebabkan si tamimi memang
tidak bisa datang, maka tidak ada dosa atasnya.
Dalam firman
allah surat al kahfi: 23-24 yang artinya:
"dan
janganlah kamu sekali-kali mengatakan tentang sesuatu: 'sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi'. Kecuali (dengan menyebut): 'insya allah'. Dan
ingatlah kepada tuhanmu ketika kamu lupa dan katakanlah: 'mudah-mudahan tuhanku
akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada
ini."
Maka, sebagai
seorang muslim, kita hendaknya selalu menyertakan kalimat insyaallah dalam
setiap hal yang akan kita rencanakan atau kita harapkan terwujud dan dengan
disertakan usaha untuk melaksanakannya, dan hasilnya apakah terjadi atau tidak,
maka itu tergantung allah yang mengijinkannya.so, ayo kita gunakan kalimat
insyaallah dengan tepat ^^
sumber gambar: google search
Categories:
islam