Saya baru
saja membaca sebuah tulisan yang diposting di fb. Dari kesimpulan yang saya
dapat pada tulisan tersebut adalah lebih baik golput karena penulis menganggap
demokrasi bukanlah cara yang dianjurkan islam dalam memilih seorang pemimpin.
Sebuah
analogi, misalnya sebuah negri akan dilakukan pergantian kepemimpinan. Calon A
adalah calon yg cakap dalam memimpin dan menegakkan hukum-hukum islam.
Sedangkan calon B adalah calon yg juga cakap dalam memimpin tetapi memiliki
akhlak yg bejat. Dalam kampanyenya, calon B mengatakan akan menghapus aturan
tentang minuman keras sehingga rakyatnya yg sebagian besar adalah peminum
minuman keras bebas membeli dan minum minuman tersebut. Kemudian diadakan
pemilu sebagai bentuk demokrasi di negri tersebut, tentu saja yang akan menang
adalah calon B, calon yang mengikuti apa yang rakyatnya mau.
Dari
analogi diatas, kita bisa melihat bahwa demokrasi (memilih berdasarkan suara
terbanyak) bukanlah cara terbaik dalam memutuskan suatu perkara. Dan saya
setuju untuk hal itu terhadap tulisan yang saya baca di fb tadi. Cara terbaik untuk
memutuskan suatu persoalan adalah dengan musyawarah mufakat antar orang-orang
yang berilmu, sehingga keputusan yang diambil adalah yang terbaik berdasarkan
hasil musyawarah.
Tetapi
untuk kondisi negara seperti ini, saya rasa golput baru akan efektif jika
sebagian besar rakyat indonesia tidak ikut pemilu. Dengan begitu, ada
kemungkinan calon pemimpin akan dimusyawarahkan. Tetapi jika hanya sebagian
kecil yang golput, bayangkan jika yang menang adalah partai yang hanya akan
menjadi penghancur negara kelak, seperti yang saya tulis sebelumnya. Setidaknya, jika pemilihan belum dimungkinkan
melalui musyawarah mufakat, pilihlah pemimpin yang terbaik dari pilihan yang
ada. Menurut saya, memilih partai yang terbaik diantara yang ada adalah cara
untuk mencegah si penghancur negara maju.
Semoga
allah selalu melindungi negara ini, aamiiin
sumber gambar: google search
Categories:
i love indonesia,
kacamataku